Kamis, 24 Januari 2013

ULANG TAHUNKU YG KE-19 THN

Malam ini … langit memukau indahnya
Gelap, tapi cukup biru untuk dipandang mata
Menemani ku dengan taburan bintang dan sebentuk harapan

Perlahan … kumulai buka kembali lembar demi lembar album seorang insan
Ku simak satu persatu kisah dalam album itu

Sejenak ku terdiam … 
18 tahun lalu pikirku mulai menerawang
kulihat seorang wanita merintih sakit yang teramat sangat
rintihannya mulai menggetarkan jiwa siapapun yang mendengarnya
keperihan yang tidak dapat tergambarkan
kepedihan yang hanya dapat dirasakan oleh seorang ibu
dan kemudian …

suasana hening sejenak
sebentuk doa dan pujian beribu kali mengalir dengan tenang dari mulutnya
malam itu … terasa begitu indah seperti malam ini

oe…oe…oe…
tubuh mungil nan lucu lahir dan menangis tanpa henti
tanpa tersadar air mata mengalir dengan derasnya
kali ini air mata bahagia, ya mereka terlihat sangat bahagia
haru nian suasana saat itu

dalam album kulihat ayah mengumandangkan azan ditelinga kanan dan iqamat di telinga kiri
sedangkan ibu… ia hanya menangis tanpa henti
satu lagi yang tak terlukiskan ada dalam album itu

waktu terus berjalan seiring dengan bertambahnya usia sang anak
hari berganti hari … bulan berganti bulan … dan tahun berganti tahun
ku melihat dalam album itu ibu sedang menyusui sang anak
tanpa lelah ia menyayanginya, menuntunnya berjalan, mengajarnya berbicara, membelainya dengan sentuhan lembut dan kasih sayang
dan bahkan … ketika sang bayi menangis dimalam hari
ataupun membasahinya dengan ompol bau,
dia tak pernah mengeluh
dia tak pernah lelah untuk terus menyayanginya


satu titik air mata menetes di album
ku biarkan mata ini basah dengan sendirinya
basah dengan air mata sayang dan penyesalan
tiba-tiba album bersuara…

ibu… aku berangkat sekolah dulu ya… sembari sang anak mencium tangan ibu
o… sungguh manis sikap anak itu
dengan sangat semangat anak berangkat ke sekolah pertama kalinya
oh… betapa inginnya aku menjadi anak itu…
lucu, lugu, penuh dengan keceriaan dan kejujuran

berulang kali ku melihat dalam album ini guratan keceriaan, curahan air mata, dan segenap tumpahan emosi sang anak dan ibundanya
sebentuk rasa kasih dan sayang mereka berdua

uh…… ku ambil nafas panjang berkali-kali,
kulihat, masa kanak-kanak kini telah dilalui sang anak,
begitu pun dengan masa remaja, sebuah masa indah yang sangat sulit terlupakan
11, 12, …. 17, dan bahkan kini sang anak tidak lagi berusia 18,
kini sang anak telah 19 tahun menginjak bumi,
sebuah usia yang menggambarkan haruslah lahir kedewasaan berpikir
sebuah usia yang sudah harus menentukan masa depan
sebuah usia yang… apa ya…. Tua kali ya :)

akan tetapi, album itu berkata lain…
di usia anak yang semakin bertambah, maka bertambah pula usia ibu,
kini ibu tidak muda lagi,
banyak kulihat guratan kulit diwajahnya,
rambutnya yang sebagian memutih pun tak mampu membohongiku,
ya… ibu tidak muda lagi

lagi-lagi mata ku sesak dengan genangan air mata,
dan kini… semakin deras ketika ku menyadari …

dalam album …
sang anak dengan berani menyakiti hati ibu,

dibentaknya ibu tanpa perasaan, kenapa sih sepatu dio belum dicuci !!! kan udah kotor !!! pokoknya dio nggak mau sekolah kalo belum dicuci
a… gimana sih !!!, bodo amat ah !!!, nggak mau tau ah !!!,
dan lain-lain sederetan kata-kata kasar meluncur deras dari mulut sang anak
kata-kata yang cukup membuat sakit hati seorang ibu

kali ini ku melihat, ibu … ibu hanya menangis …
air mata suci mengalir dengan derasnya,
perasaan sakit menggelayuti hatinya,
perasaan yang hanya bisa dirasakan oleh seorang ibu,
tetapi… ibu hanya diam, dengan sabar ia tetap mendoakan sang anak

ya Tuhan… sungguh… sungguh mulia hatinya
sungguh pula ku tak mampu tuk membuka album ini,
sungguh tak mampu lagi kuteruskan untuk saat ini
tanpa terasa… air mata mengalir deras di pipi
air mata sedih dan penyesalan
menyertai langkahku dalam menutup album ini

huh…… nafas panjang kuambil berkali-kali
kemudian berjalanku menuju jendela kamar dan kubuka perlahan
kurasakan semilir angin malam dingin membelai, tapi tak sedingin hati ini
kudengarkan binatang malam bernyanyi bersahutan mendendangkan harmoni alam
beriringan dengan perkusi daun dan rerumputan
menciptakan selaksa cinta tuk menggapai asa

tanpa lelah langit malam menaungi seorang insan biasa
menghiasi diri dengan bintang-bintang berkerlap-kerlip
semuanya … seolah ingin mengatakan
aku ingin menemani kamu, karena aku… sayang padamu

dan tanpa sengaja ku melihat …
satu…dua…tiga… ah tidak, pasti lebih dari itu
terlalu banyak untuk dihitung dan terlalu cepat untuk dilihat
bintang-bintang berjatuhan …
ya… bintang-bintang berkejaran
bintang-bintang menari di langit untuk menghibur hati
tarian rindu dan sayang padaku
dan tarian gemulai untuk orang yang kusayangi
karena kuyakin satu hal…
malam ini, dia pun menanti dan sedang menatap surat cinta alam

sejurus kemudian ku terdiam …
dan kumulai ucapkan sebentuk asa
"
kini, di usia yang semakin bertambah,
ku hanya ingin satu hal Tuhan,
satu hal yang sangat sederhana,
satu hal yang sangat ingin untuk dikabulkan,
Tuhan…jadikan sisa umurku ini bermanfaat untuk semua orang yang kusayangi
dan menyayangiku


"LUKMAN HAKIM" 
itu lah nama yg di kasih oleh orang tua ku untuk ku :)

Tidak ada komentar: